SINEMA POJOK: Penayangan SITI

SITI

Director: Eddie Cahyono  | PH: Fourcolours Film

2014/ Black and White/ 88 minutes/ With English Subtitle/ Digital

Jadwal tayang:
Sabtu 28 Mei 2016// 20.00 Wib//
di Bioskop Sinema Pojok Gubuakkopi

(Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok)

Sinopsis:
Bercerita tentang kehidupan satu hari seorang perempuan bernama Siti, umur 24 tahun. Siti tinggal bersama ibu mertuanya, Darmi, 60 tahun, anaknya, Bagas, 7 tahun dan suaminya, Bagus, 25 tahun. Siti merawat Bagus, yang setahun lalu mengalami kecelakaan saat melaut mencari ikan mengakibatkan sebagian tubuhnya lumpuh. Selain menjual Peyek Jingking di Parangtritis, Siti bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke.

Seperti biasa pada pagi hari Siti mengoreng dan menyiapkan dagangannya. Darmi, memberitahu Siti kalo Bagas, tidak mau sekolah karena di sekolah ada hantunya. Siti dibuat pusing oleh ulah Bagas. Siti akhirnya memaksa Bagas sekolah. Karyo, 45 tahun datang dan menagih hutang. Bagus, suami Siti pernah berhutang pada karyo untuk membeli kapal. Karyo memberi waktu Siti tiga hari untuk melunasi.

Pada Siang hari, Siti berjualan Peyek Jingking di Parangtritis bersama Darmi. Siti juga meluangkan waktu bermain bersama Bagas. Sri, 30 tahun teman Siti datang dan mengajak Siti untuk berdemo di kantor polisi. Awalnya Siti tidak mau ikut karena harus mencari uang untuk membayar hutang. Tetapi melihat sikap Bagus yang tidak mau lagi bicara semenjak Siti bekerja sambilan menjadi pemandu karaoke. Siti akhirnya ikut berdemo dipimpin oleh Sarko, ketua Paguyuban Karaoke. Di kantor polisi Siti bertemu dengan Gatot, seorang polisi yang menyukai Siti sejak lama. Bahkan Gatot sudah ingin mengajak Siti menikah. Gatot meminta Sarko untuk membuka tempat karaoke karena ada seorang pengusaha yang ingin bernyanyi. Sarko dengan senang hati memenuhi permintaan Gatot.

Pada Siang hari, Siti berjualan Peyek Jingking di Parangtritis bersama Darmi. Siti juga meluangkan waktu bermain bersama Bagas. Sri, 30 tahun teman Siti datang dan mengajak Siti untuk berdemo di kantor polisi. Awalnya Siti tidak mau ikut karena harus mencari uang untuk membayar hutang. Tetapi melihat sikap Bagus yang tidak mau lagi bicara semenjak Siti bekerja sambilan menjadi pemandu karaoke.

Director’s Bio

Eddie Cahyono was born in Jogjakarta, Indonesia 1977. Graduated from the Television Departmentof Indonesian Institute of Art, Jogjakarta in 2007. He started to make a short film in 1998 and founded Fourcolours Films in 2001.

He direct a number of short film and some of them won numerous awards both at home and abroad as well as widespread critical acclaim such as Best Short Film in Indonesian IndependentFilm-Video Festival, Best Short Film in Bali International Film Festival and get nomination in AkiraKurosawa Short Film Competition 2007.

Pemesanan Tiket via tlpn/WA/Line: 0812 6136 5688 (Tiara)

info update: instagram @sinemapojok / facebook Sinema Pojok

catatan penghargaan: Penghargaan Film SITI (Film Indonesia)

Silaturahmi Musisi Solok

Sabtu, 21 Mei 2016 lalu, di Galeri Gubuakkopi berlangsung forum silaturami musisi Solok. Forum ini bertajuk “Music Jamming”. Kegiatan ini awalnya diinisiasi oleh QD, salah seorang pegiat musik di Solok. Kegiatan yang canangkan QD direspon positif oleh Albert Rahman Putra, ketua Komunitas Gubuak Kopi. Dalam hal ini, Albert melihat memang selama ini aktivitas bermusik di Solok sudah mulai menurun. Pada forum yang disebut sebagai pertemuan awal ini, kita mencoba menampilkan konsep penampilan musik sederhana, sekaligus menjaring persoalan yang ada di kalangan pegiat musik di Solok. Continue reading Silaturahmi Musisi Solok

MUSIC JAMMING

Music Jamming, ruang untuk silaturahmi para pegiat musik Sumatra Barat khususnya Solok. Mendiskusikan dan Menampilkan beragam gaya bermusik dan saling berkolaborasi.

Mari Hadir dan Mari Berpartisipasi.
Panggung juga terbuka untuk siapa saja yang ingin menampilkan karya dan unjuk gigi.

21 Mei 2016

19.30 – 23.30 WIB

Gallery Gubuakkopi

(Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jao, Solok)

free.
powered by gudang.garam
& Qd Music

Katalog Moods of May

*Moods of May, adalah sebuah rangkaian pagelaran seni oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam memperingati hari buruh nasional. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 05-07 Mei 2016 ini respon atas minimnya pemberitaan mendalam media terkait isu mengenai buruh di Sumatra Barat. Pemberitaan yang menim tersebut membuat publik masih bergantung dan tekatung dalam konstruksi menganai buruh dan peringatan hari buruh; pembangkangan, penolakan, dan penindasan. Kegiatan ini dihantar oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam agenda “menolak kontruksi media: menjadikan seni sebagai media” dengan tujuan utama mengajak warga dan seniman profesional memperkenalkan seni sebagai media bagi setiap persoalan dan spirasi disekitar mereka.

Direktur Kegiatan: Muhammad Riski.
Kurator Pameran: Fadlan Fahrozi //

Download Katalog “Moods of May” Gubuakkopi

Downoad Pengantar Ketua Organisasi Gubuakkopi (Albert Rahman Putra)

Download Pengantar Kurator Undangan (Fadlan Farozi)

MENOLAK KONSTRUKSI MEDIA

*Artikel ini diperuntukkan sebagai pengantar Pagelaran Seni Moods of May selaku Ketua Komunitas Gubuak Kopi,serta pengantar diskusi seni Kelas Warga.

Di sebuah pertualangan, di tengah rimba raya, saya ingat seorang teman yang bertanya heran, “kenapa tiba-tiba rimba ini menjadi diam?” seorang teman lainnya yang baru saja sadar, meloncat dan melihat sekitar. “predator”, begitu tegasnya, tak lama seekor ular besar lewat. Ia terus melintas dihadapan kami dengan seekor tikus besar di mulutnya, pergi, dan menghilang. Rimba kembali bernyanyi. Pengalaman ini mengingatkan saya pada narasi mengenai Orde Baru, ketika kemegahan pembangungan, sepinya hiruk-pikuk rakyat kecil, ataupun kestabilan sebuah Negara bersemi karena mereka yang kecil ketakutan. Mungkin banyak sebab, tekanan, tidak ada suara, takut atau merasa percuma berteriak. Awalnya, saya tidak tahu persis apa yang terjadi pada rezim itu, saya belum terlalu dewasa untuk memahami apa yang yang tertulis “di buku sejarah sekolahan”. Belakangan baru saya menemukan banyak literature mengenai itu. Laporan KONTRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) setidaknya menyebutkan Soeharto bertanggung jawab atas pembunuhan masal (1965), penggusuraan, manipulasi sejarah, pembredelan media, korup, dan banyak lainnya. Sebuah kekuatan besar, yang membuat takut banyak orang untuk menolak, demikian saya memahaminya. Continue reading MENOLAK KONSTRUKSI MEDIA

MERENUNGKAN JEJAK KAPITALISME

Dalam perhelatan “Moods of May”, Komunitas Gubuak Kopi mengundang Fadlan Fahrozi, salah seorang kurator muda Padang, untuk mengkurasi pameran seni rupa yang beraitan dengan isu buruh. Berikut pengantar dari kurator, silahkan dibaca: 

Pengantar Kurator: Pameran “Moods of May”*

MERENUNGKAN JEJAK KAPITALISME**

Oleh: Fadlan Fahrozi***

Asalamualaikum Wr.wb

Semangat budaya!

Penetapan 1 Mei sebagai hari buruh dunia diawali dengan berbagai rentetan aksi perjuangan kelas pekerja di dunia sebagai bentuk pemberontakan terhadap kapitalisme industri yang mewarnai kondisi ekonomi-politik pada awal abad ke-19. Perjuangan kelas pekerja yang pertama dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers yang melakukan mogok kerja untuk menuntut penurunan jam kerja. Aksi perjuangan hak buruh selanjutnya dilakukan di berbagai belahan dunia (yang dipelopori oleh Peter Mc Guire dan Matthew Maguire) dengan gerakan-gerakan terorganisir, yang pada intinya menuntut kenaikan upah dan penurunan jam kerja. Pada tahun 1886, Federation of Organized Trades and Labor Unions menetapkan 1 Mei sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia. Tanggal 1 Mei dipilih karena  terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, yang menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat. Selain untuk memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, peringatan ini juga memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Continue reading MERENUNGKAN JEJAK KAPITALISME

Ruang Kecil Sinema Pojok di Moods of May

Ruang Kecil Sinema Pojok, ruang konseptual tempat menonton beberapa daftar putar video/filem dalam pagelaran Moods of May. Ruang ini dikonsep sebagai umpan balik dan gambaran atas tidak tersedianya ruang kebebasan mengakses filem-filem yang dianggap tidak menguntungkan pemerintah/kelompok yang berkuasa.

Ruang ini berdimensi 2x1x2 meter.

executor: sinemapojok // conceptor: albertrahmanp // artistic & decorator team: dika.badik, ananda.prima, muhammad.riski, dhely saputra, sandi, bayu, cako. // typografi “Ruang Kecil”: dika.badik

*Moods of May, adalah sebuah rangkaian pagelaran seni oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam memperingati hari buruh nasional. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 05-07 Mei 2016 ini respon atas minimnya pemberitaan mendalam media terkait isu mengenai buruh di Sumatra Barat. Pemberitaan yang menim tersebut membuat publik masih bergantung dan tekatung dalam konstruksi menganai buruh dan peringatan hari buruh; pembangkangan, penolakan, dan penindasan. Kegiatan ini dihantar oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam agenda “menolak kontruksi media: menjadikan seni sebagai media” dengan tujuan utama mengajak warga dan seniman profesional memperkenalkan seni sebagai media bagi setiap persoalan dan spirasi disekitar mereka.

Direktur Kegiatan: Muhammad Riski.
Kurator Pameran: Fadlan Fahrozi //

Gubuak Kopi: Apa Kabar Buruh

Komunitas Gubuak Kopi Gelar Pagelaran Seni Memperingati Hari Buruh Dunia

dilansir dari minangsedunia.net – Pada tanggal 05 hingga 07 Mei 2016 mendatang, Kolompok studi seni dan media, Gubuakkopi akan menggelar serangkaian kegiatan seni yang mengajak kita melihat dan mengenal situasi buruh di Sumatra Barat. Kegiatan yang berjudul Moods of May ini akan berlangsung di Gallery dan Taman Belajar Gubuakkopi, di Jalan Yos Sudarso, 427, Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Diantaranya penghadirkan, pameran seni rupa, penayangan filem, dan pertunjukan. Continue reading Gubuak Kopi: Apa Kabar Buruh