MUSIC JAMMING

Music Jamming, ruang untuk silaturahmi para pegiat musik Sumatra Barat khususnya Solok. Mendiskusikan dan Menampilkan beragam gaya bermusik dan saling berkolaborasi.

Mari Hadir dan Mari Berpartisipasi.
Panggung juga terbuka untuk siapa saja yang ingin menampilkan karya dan unjuk gigi.

21 Mei 2016

19.30 – 23.30 WIB

Gallery Gubuakkopi

(Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jao, Solok)

free.
powered by gudang.garam
& Qd Music

KELAS WARGA: TEATER DI KAMPUNG JAWA

Dalam rangka mendekatkan seni dengan warga Komunitas Gubuak Kopi bersama Pemuda Kelurahan Kampung Jawa Kota Solok menggelar “Kelas Warga” yang terdiri dari serangkaian kegiatan, diantarnya: Workshop Pengenalan Seni Teater & Pertunjukan (monolog, pembacaan puisi, dan pantomime) dengan menghadirkan kelompok teater KOTAK KOTAK GANAS dari Padangpanjang dan kelompok teater BANGSAT dari Kota Padang.
dilaksanakan pada:
Sabtu, 16 April 2016
15.30 – 17.30 (workshop)
19.30 – 23.00 (pertunjukan)
di Galanggang Gubuakkopi
Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa
Kota Solok / TK Alquran lama.
*free tiket
info lanjut
instagram; @gubuakkopi | e: gubuakkopi@gmail.com
Didukung oleh LEMBAGA SENI BUDAYA – ATOK SOLOK

Praktek berkesenian di Indonesia hadir dalam beragam dimensi ruang, waktu, dan konteks. Kadang ia membatasi diri dari komunitas di luar mereka, kadang mereka melebur dengan segala elemen di sekitar mereka. Kita sebagai “warga biasa” pernah merasa minder memasuki ruang pameran, atau komplek Taman Budaya, yang seakan kita tidak akan mampu ikut campur di dalamnya, membaca bahasa visual “para seniman besar” yang begitu metaforis dan sebagainya. Beberapa juga kita temukan di perhelatan musik, tari, teater, dan sebagainnya.

Kali ini Pemuda Kampung Jawa, bersama Komunitas Gubuak Kopi, sebagai salah satu kelompok studi yang berfokus pada pengembangan pengetahuan/literasi seni dan media, berupaya mendekatkan seni pada setiap kalangan masyarakat. Melebur batas-batas konvensional yang membuat seni terpisah dari masyarakat atau komunitas lain di sekitarnya. Kini kita sepakat berupaya agar praktek berkesenian yang terbuka untuk setiap lapisan masyarakat, bahkan melibatkan masyarakat itu sendiri. Seni, kita perkenalkan tidak mentok untuk dikonsumsi orang-orang sekolah seni, ataupun kritikus saja, melainkan juga milik warga.

Tema “Teater di Kampung Jawa” kita rumuskan sebagai kegiatan atau langkah awal, dari pengembangan pengetahuan seni secara terbuka untuk warga Kampung Jawa, Kota Solok. Kegiatan ini nantinya akan diiringi dengan beragam kegiatan seni lainnya, yang akan melibatkan masyrakat secara aktif. Baik secara oragnizer ataupun sebagai pelaku seni.

  • Maksud dan Tujuan

Teater di Kampung Jawa, yang diselenggarak oleh Pemuda Kampung Jawa dan Komunitas Gubuak Kopi, diantaranya memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:

  1. Memperkenalkan dan memberikan pengetahuan dasar seni teater pada masyarakat Kampung Jawa.
  2. Menghadirkan pertunjukan seni teater yang disajikan oleh pelaku profesional dan masyarakat sebagai bentuk perayaan seni di Kampung Jawa.
  3. Mendekatkan seni dengan masyarakat
  • Waktu dan Tempat Kegiatan
    • Hari: Sabtu
    • Tanggal: 16 April 2016
    • Pukul: 15.30 – 23.00 WIB
    • Lokasi: Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. (TK Alquran lama)
  • Bentuk dan Rincian Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan secara “merakyat: dari masyarakat dan untuk masyarakat”, dalam konteks ini, artinya melibatkan masyarakat secara aktif untuk belajar dan mengorganisir pentujukan teater. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut

  1. Workshop Seni Teater di Taman Belajar Komunitas Gubuak Kopi (TK Alquran lama)
    • Materi: Teater & Monolog
    • Pemateri: Kelompok Teater KOTAK-KOTAK GANAS (Padangpanjang)
    • Waktu: pukul 15.30 WIB
  2. Workshop Seni Puisi dan Pantomime
    • Materi: Pengenalan seni berpuisi dan berpantomime
    • Pemater: Teater Bangsat (Padang)
    • Waktu: 16.30 WIB
  3. Pertunjukan Teater
    • Materi Pertunjukan: Monolog, Pembacaan Puisi, dan Pantomime
    • Pemain: Kelompok Teater KOTAK KOTAK GANAS dan Teater BANGSAT
    • Waktu: 19.00 – 23.00 WIB

 

“MOODS OF MAY” PAGELARAN SENI SPESIAL HARI BURUH

Pagelaran Seni Spesial Hari Buruh Internasional

Dalam rangka memperingati Hari Buruh pada 01 Mei mendatang, Komunitas Gubuak Kopi mengajak teman-teman: warga, aktivis, dan seniman berpatisipasi untuk membaca persoalan terkait keadaan buruh disekitar kita, dengan segala kemungkinan prespektif untuk dituangkan dalam berkesenian. Tujuanya sederhana, dukungan untuk buruh yang sejahtera. Tentu ouput dari kegiatan ini bukanlah hal-hal yang bersifat finansial, melainkan sebuah dukungan dan pernyataan tegas bahwa kita berdiri bersama untuk keadilan warga, terutama buruh.

Mari berpartisipasi dengan mengusulkan karya anda dengan tema terkait pembacaan dan dukungan keadilan terhadap Buruh, khususnya di Sumatra Barat.


 

Latar Belakang

Praktek berkesenian di Indonesia hadir dalam beragam dimensi ruang, waktu, dan konteks. Kadang ia membatasi diri dari komunitas di luar mereka, kadang mereka melebur dengan segala elemen di sekitar mereka. Kita sebagai “warga biasa” pernah merasa minder memasuki ruang pameran, atau komplek Taman Budaya, yang seakan kita tidak akan mampu ikut campur di dalamnya, membaca bahasa visual “para seniman besar” yang begitu metaforis dan sebagainya. Beberapa juga kita temukn di perhelatan musik, tari teater, dan sebagainnya. Baik itu seni-seni tradisi, klasik, modern, kontemporer, dan seterusnya yang dipahami masyarakat sebagai ‘misteri’.

Komunitas Gubuak Kopi, sebagai salah kelompok studi yang berfokus pada pengembangan pengetahuan/literasi seni dan media, berupaya mendekatkan seni pada setiap kalangan masyarakat. Melebur batas-batas konvensional yang membuat seni terpisah dari masyarakat atau komunitas lain di sekitarnya. Hal tersebut telah diaktualkan sejak tahun 2011, dengan menghadirkan beragam praktek berkesenian yang terbuka untuk setiap lapisan masyarakat, bahkan melibatkan masyrakat itu sendiri. Seni, kita perkenalkan tidak mentok untuk dikonsumsi orang-orang sekolah seni, ataupun kritikus saja, melainkan juga milik warga. Seni, kita perkenalkan sebagai media bagi mereka yang tidak memiliki akses terhadap ‘media massa’ – yang banyak diantaranya hanya menyuarakan kepentingan pemilik modal.

Pada tahun 2016 ini, adalah kali pertama Komunitas Gubuak Kopi, mengagendakan sebuah rangkaian pagelaran seni peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 01 Mei. Agenda ini merupakan respon ataupun perayaan atas minimnya praktek berkesenian yang bergaul dikalangan ini. Kita tidak tahu persis, minimnya pemberitaan media mengenai buruh di Sumatra Barat adalah petanda sesuatu yang baik-baik saja, keterbatasan dalam beraspirasi, atau hal lain. Kali ini, masyarakatlah yang akan menjawabnya. Kita mengajak warga, termasuk seniman, sastrawan, aktivis, dan buruh itu sendiri untuk mengumpulkan karya mereka, sebagai “pembacaan” atas situasi buruh di sekitar mereka.


sampul katalog 1

Poster design: Sandy

PAMERAN, KURASI FILM, PERTUNJUKAN dan DISKUSI.

Dengan Rincian Sebagai Berikut:

  • Pameran: memamerkan karya seni lukis, fotografi, pahat, patung, dan sebagainnya. Karya yang masuk dikurasi berdasarkan kesesuian tema. Pameran yang akan berlangsung selama tiga hari ini, akan diiringi dengan kegiatan lainnya, yakni: Pembagian Katalog, Dikusi Seni: Pengatar oleh Kurator dan Presentasi Pengkarya.
  • Kurasi Film: Komunitas Gubuak Kopi melalui program Sinema Pojok akan menayangkan pilihan film yang dianggap menarik sebagai pengantar persoalan buruh dunia dan diiringi dengan agenda diskusi.
  • Kurasi Pertunjukan: kita mengajak para pegiat seni pertunjukan untuk mempresentasikan sebuah karya yang mampu mewakil tema kegiatan. Kita menyediakan empat pertunjukan untuk diisi oleh setiap partisipan.
  • Diskusi Seni: persentasi tema kegiatan dihadapan publik, dalam agenda mengembangkan pengetahuan seni sebagai bagian dari setiap lapisan masyarakat.

Kontribusi dan Karya dapat berupa:
A. Seni Pertunjukan:
– peformance art
– tari kontemporer
– monolog
– Pembacaan Puisi
– Pantomime


*durasi karya maksimal 15 menit, berkaitan dengan tema: pembacaan mengenai situasi buruh di sekitar kita.
*silahkan kirimkan konsep, deskripsi, atau naskah melalui email gubuakkopi@gmail.com dengan Subjek “Moods of May” (termasuk kebutuhan perlengkapan). 
*karya yang memungkinkan untuk tampil adalah karya yang dianggap mewakili tema kurasi dan dihubungi panitia paling lambat seminggu sebelum acara.

B. Pameran/seni rupa 
– Foografi
– video art
– lukis
– grafis
– patung
– instalasi
– dll
*karya yang dikirimkan adalah karya yang siap untuk dipajang (sudah dibingkai), dikirimkan ke Gallery Gubuakkopi disertai donasi minimal 20K IDR. Setiap pengirim berhak mendapatkan tanda terima.
*karya yang akan dipamerankan diseleksi oleh kurator. Karya yang dipajang ataupun tidak dipajang akan dikembalikan oleh Panitia, paling lambat seminggu setelah pameran.

Download Formulir: 

FORMULIR PESERTA PAMERA N – MOODS OF MAY (FORMAT DOC)

FORMULIR PESERTA PAMERA N – MOODS OF MAY (FORMAT PDF)


 

Peluang Sponsor dan Partner

Kita sangat terbuka, malah dengan senang hati, mengajak teman-teman untuk berdonasi atau mensponsori kegiatan ini. Namun perlu ditekankan, pastikan instansi/lembaga/usaha anda tidak terlibat dalam praktek diskriminasi, ketidakadilan atau kekerasan terhadap buruh.

  • WAKTU KEGIATAN

Hari/tanggal: 5-7 mei 2016

Waktu: 09.00 : selesai

  • TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan ini bertempat di Gallery Gubuakkopi, Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.


 

Kontak:
gubuakkopi@gmail.com atau telpon/WA 085355348539

Alamat Kantor/Gallery: GALLERY GUBUAKKOPI (Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, Sumtara Barat/bekas TK Alquran)

info update di:
www.gubuakkopi.wordpress.com
fb: Komunitas Gubuak Kopi / page: Gubuakkopi Community
ig: @gubuakkopi

(*informasi ini di-update terbaru pada 10 April 2016)

KELAS WARGA: WORKSHOP SENI GRAFIS (SENI SEBAGAI MEDIA)

Komunitas Gubuak Kopi dengan bangga mempersembahkan Workshop Seni Grafis (Seni Sebagai Media) pada Sabtu, 27 Februari 2016, pukul 11.00 WIB, di Gallery Gubuakkopi: Jln. Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jao, Solok (TK Al Quran lama / Belakang Andeska)

 

Sejak akhir tahun 2015, Komunitas Gubuak Kopi dan warga Kota Solok secara aktif melakukan kolaborasi dan kegiatan-kegiatan bersama, terutama dalam rangka mengembangkan praktik serta pengetahuan seni dan media. Agenda tersebut ditujukan sebagai salah satu respon atas tidak maksimalnya peran ‘media lokal’ dalam menjembatani aspirasi warga. Sebagian besar konten media membicarakan kepentingan-kepentingan kelas atas/petinggi daerah dan pemilik modal. Pola seperti ini bisa ditemukan hampir diseluruh daerah. Dalam konteks Solok, pola ini salah satunya berdampak pada sikap ‘apatis’ warga terhadap pembangunan daerahnya. Menyikapi hal itu, di sepanjang tahun 2016 Komunitas Gubuak Kopi mencanangkan beberapa kegiatan berupa pengenalan ‘media’ sebagai alternatif warga dalam menyampaikan aspirasinya, atau dalam kalimat lain memberdayakan seni sebagai media warga untuk terlibat aktif dalam menentukan arah pembangunan daerahnya.

Pada kesempatan ini, Komunitas Gubuak Kopi melalui program Kelas Warga edisi Februari, mengenalkan Seni Grafis yang bisa menjadi salah satu pilihan warga. Kegiatan kali ini melibatkan beberapa kelompok dan pelajar dalam tingkat sekolah menengah atas sebagai peserta workshop. Agenda ini akan dibimbing oleh Volta Ahmad Joneva sebagai pemateri workshop dan Albert Rahman Putra sebagai pengantar wacana ‘Seni Sebagai Media’. Kegiatan ini juga terbuka untuk umum, setiap peserta undangan diminta untuk membawa satu buah kaos polos sebagai salah satu media grafis di luar yang disediakan panitia.

SINEMA POJOK #7

Penayangan:

Emak Bakia (Leave Me Alone) karya Man Ray (France, 1926), 16 Menit, bisu

MARAH DI BUMI LAMBU
karya Hafiz Rancajale (Indonesia, 2014), 93 menit. Bahasa Indonesia

Free
Sabtu ini, 20 Februari 2016.
19.39 Wib
at Palanta Sinema Pojok Gubuakkopi.
Jln Yos Sudarso, 427, Kelurahan Kamp. Jawa, Kota Solok. (TK Al quran lama)

Sinema Pojok #6

 

Penayangan:

Bridges Go-Round (1958) karya Shiley Clarke | Amerika | 4 Menit | Bisu.

Home (2009) karya Yann Arthus-Bertrand | France | 93 Menit | English / Subteks: B.Indonesia

Free

Sabtu, 30 Januari 2016

19.30 WIB

di Palanta Gubuakkopi Jalan Yos Sudarso, 427, Kampung Jao.

Kelas Warga: Musik, Lokalitas, dan Pengarsipan

Pada kesempatan kali Komunitas Gubuak Kopi kedatangan seorang etnomusikolog muda asal Los Angles, Amerika Serikat. Palmer Keen, demikian nama pemuda yang sudah meneliti dan mengamati musik tradisional Indonesia sejak kurang lebih empat tahun terakhir. Beberapa dokumentasi dan hasil penelitianya bisa kita lihat di website yang dikelolannya, Aural Archipelago.

Pada 13 Januari 2016 lalu, Palmer datang untuk melakukan beberapa agenda penelitian musik tradisi di Minangkabau bersama Albert Rahman Putra (penulis dan peneliti di Gubuakkopi). Penelitian difokuskan pada beberapa kesenian lokal, lebih tepatnya hanya berkembang dan hanya ditemukan dibeberapa wilayah tertentu saja. Di antaranya adalah Talempong Sambilu atau Talempong Botuang (Silungkang, Sawahlunto), Sirompak (Taeh Baruah, Payakumbuh), Talempong Batu (Suliki), Basijobang (Sungai Tolang), Muluk (Lintau) dan berikutnya Talempong Unggan (Sumpur Kudus). Kesenian-kesenian ini menurut Albert mewakili karakter umum musik yang (pernah_red) berkembang dan ada di Minangkabau: musik rakyat (folklore), ritual (black magic), religius (Minang-Islami), dan musik upacara ke-adat-an (seremonial).

“Kesenian ini juga bisa disebut langka, dan masih banyak lagi sebenarnya, tapi cukup sulit untuk mencari mereka sekarang, dan informasi tentang ini tidak banyak diketahui warga lokal. Beberapa informasi (mendalam) di antaranya hanya terdapat di buku-buku hasil penelitian di Eropa. Tapi beruntung beberapa di antaranya pernah saya temui dan beberapa teman membantu kami untuk menemukannya,” ujar Albert di Markas Gubuak Kopi.

Kali ini, Palmer Keen akan mempresentasikan dan mendiskusikan beberapa temuannya selama penelitian tersebut. Selain itu, diskusi juga akan membahas persoalan tanggung jawab dan peran komunitas/masyarakat lokal dalam memahami dan mengembangkan identitas kebudayaan mereka.

Diskusi ini akan berlangsung pada Senin, 18 Januari 2016, di Palanta Gubakkopi, Jalan Yos Sudarso, No 427, Kelurahan Kampung Jawa, Solok.

SINEMA POJOK #2 – INDONESIA CALLING

Indonesia Calling (Indonesia memanggil) 

Director: Joris Ivens | 1946 | Australia

English & Indonesia  | Subtext: Bahasa Indonesia

Durasi: 22 minutes

Indonesia Calling (Indonesia Memanggil) adalah sebuah filem dokumenter pendek Australia 1946, yang disutradarai oleh Joris Ivens dan diproduksi oleh Federasi Pekerja kemudian Waterside. Filem ini memberikan kilasan langsung pasca-Perang Dunia II Sydney sebagai serikat buruh pelaut dan pekerja pasisir menolak untuk melayani kapal-kapal Belanda (dikenal sebagai “Black Armada”) yang berisi senjata dan amunisi yang ditujukan untuk Indonesia untuk menekan gerakan kemerdekaan negara itu. Continue reading SINEMA POJOK #2 – INDONESIA CALLING

Sinema Pojok #1 – Harimau Minahasa (Malam Pembukaan Sinema Pojok)

Sinema Pojok 1 - Harimau Minahasa n Ethnic Percussuion
Poster Sinema Pojok 1 – Harimau Minahasa & Ethnic Percussuion
MALAM PEMBUKAAN SINEMA POJOK – KOMUNITAS GUBUAK KOPI
Jumat, 2 Oktober 2015
20.00 WIB – Selesai
di RTH (Taman Kota) Solok – Sumatra Barat.
Penayangan Filem Harimau Minahasa (Tiger of Minahasa)
sutradara Andang Kelana & Syaiful Anwar
63 menit | Warna/Stereo | Indonesia | Subtitle: English.
Ateng, seorang pemuda rantau dari Jember, bekerja di perkebunan Pala, Minahasa Utara. Kultur Minahasa Utara sendiri mayoritas berupa identitas homogen dalam sebuah sistem keyakinan tertentu: tampak dari simbol-simbol yang menghiasi sepanjang jalan pada halaman rumah-rumah penduduk. Namun, Budiono, nama asli pemuda itu, bisa diterima oleh warga untuk bekerja, dan tinggal di sebuah rumah perkebunan. Di perantauan, ia tak bisa memungkiri keterikatan identitas asal-muasal leluhurnya. Hal itu terungkap dalam alam bawah sadarnya: ia dirasuki leluhurnya sendiri. Dialog dalam peristiwa kesurupan itu mempertegas identitas asal tersebut: komunikasi yang tak terjembatani akibat perbedaan bahasa. Identitas asal merupakan hal yang selalu hadir dan menyertai Ateng di mana pun ia berada.”
Ateng, a young immigrants from Jember, working on plantations of nutmeg, North Minahasa. Majority culture of this region itself is in the form of a homogeneous identity within a particular belief system: it’s look of symbols that adorn all the way in the yard of people’s houses. However, Budiono, the real name of the young man, is accepted by the citizens for work, and lived in a plantation home. Overseas, he could not deny an identity engagement to his ancestral origins. It was revealed in his subconscious: he was possessed by his own ancestors. Dialogue in the trance event reinforce the identity of origin: communication was unbridgeable due to language differences. The identity of the origin always is present and accompanies Ateng wherever he is.
Pertunjukan Musik dari Ethnic Percussion Padangpanjang

Continue reading Sinema Pojok #1 – Harimau Minahasa (Malam Pembukaan Sinema Pojok)