MENUJU PROYEK KESENIAN 2017: CATATAN TENTANG OBSERVASI AWAL

Minggu, 18 Desember, 2016, saya mendatangi sekretariat Gubuak Kopi di Kampung Jawa, RT01/RW05, Kecamatan Tanjung Harapan, Solok. Sesampainya di sana, saya berkenalan dengan dua orang relasi kami yang datang dari Jakarta, Manshur Zikri dan Muhammad Fauzan Chaniago. Mereka adalah tim riset dari Forum Lenteng yang akan melakukan observasi selama satu minggu di Kampung Jawa untuk mempersiapkan rencana kegiatan kolaborasi kami di bulan Februari, 2017. Continue reading MENUJU PROYEK KESENIAN 2017: CATATAN TENTANG OBSERVASI AWAL

Lokakarya Mural dan Daur Ulang

Dalam rangka mengaktivasi Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, sebagai ruang berbagi pengetahuan warga kelurahan, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda-pemudi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, menyelenggarakan lokakarya mural dan daur ulang sampah, bertajuk “Babaliak Ka Pustaka Nagari”. Acara ini gratis dan terbuka untuk seluruh warga kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.

Senin, 26 Desember 2016
09.00 wib – selesai
di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok

PERTEMUANKU DENGAN IBU ROSMINI

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian II

Siang itu (Selasa, 04 Oktober 2016) aku menelfon buk Rosmini, beliau adalah tenaga pengelola bagian layanan teknis Perpustakaan Nagari. Aku dan teman ku Albert masih ingin menanyakan tentang Perpustakaaan Nagari yang berada di Kampung Jawa, Kota Solok. Beberapa hari sebelumnya, kami telah mengunjungi perpustakaan ini, dan bertemu dengan Uni Des, yang menyarankan kami untuk bertemu Ibu Rosmini. Sehari sebelumnya Albert sudah membuat janji dengan Buk Ros, tapi beliau tak kunjung tiba. Aku memutuskan untuk menelfon buk Rosmini siangnya, Buk Ros pun mengatakan ia akan mengunjungi kantor kami (sekretariat Gubuak Kopi, masih berada di Kampung Jawa). Continue reading PERTEMUANKU DENGAN IBU ROSMINI

Bertandang Ke Pustaka Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian I

Rabu siang (29/10/2016) lalu, sekitar pukul 14:30 aku bersama rekan kerjaku Albert, menghampiri sebuah Pustaka Nagari, yaitu bertempat di Kampung Jawa, Kota Solok. Teman ku memarkirkan kendaraannya di seberang jalan tepatnya di depan Madrasah Ibtidayah, Kampung Jawa. Dari sebarang jalan, di dekat bangunan pustaka, tampak sedang ada perbaikan trotoar dan selokan. Kami menuju pustaka, melangkahi trotoar atau selokan itu. Kami memasuki bangunan perpustakaan yang kecil dan tampak usang itu. Di dalamnya, seorang perempuan tengah duduk sambil mengiris buncis di atas salah satu meja yang berantakan. Kami bersalaman dengannya dan kami memperkenalkan diri, uni itu pun menyambut kami dengan hangat. Ia mempersilahkan kami duduk. Uni Des namanya, dia berdagang gorengan di depan pustaka. Awalnya kami pikir dia adalah pengelola perpustakaan ini, ternyata bukan. Dia hanya berinisiatif membuka pustakan itu setiap kali Ibu Fatmawati (pengelola perpustakaan sebenarnya) tidak hadir. Siang itu Ibu Fatmawati atau yang biasa disapa ibuk Fat sedang sakit, karena kecelakaan yang dialaminya beberapa waktu lalu. Continue reading Bertandang Ke Pustaka Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok

MENGGAMBAR BENTUK BERSAMA MR LAYO

Melihat hasil dari kegiatan Bubart yang diselenggarakan Komunitas Gubuak Kopi dan Kelompok KKN dari UNAND di bulan sebelumnya (Juni), banyak sekali adik-adik seusia Sekolah Dasar yang tertarik dengan kegiatan menggambar. Untuk itu, MR Layo alias Muhammad Risky, mengundang adik-adik ini untuk mengenal beberapa metode menggambar yang bisa mereka kerjakan untuk melatih kemampuan mereka.

Melalui KelasWarga edisi Juli, MR Layo melatih adik-adik ini untuk menggambar objek yang mereka lihat, dalam hal ini bukan apa yang mereka imajinasikan, melainkan hal yang benar-benar mereka lihat saat itu, meliputi sudut mereka melihat objek, pantulan cahaya, dan seterusnya. Kegiatan itu dinamai Risky dengan “Menggambar Bentuk”

https://www.instagram.com/p/BHUrhyxA2Mu/

https://www.instagram.com/p/BHUrasrg9lg/

 

 


Muhammad Risky atau juga dikenal dengan MR Layo, adalalah salah seorang pegiat seni rupa Komunitas Gubuak Kopi yang masih menempuh studi di Fakultas Bahasa dan Seni, Univ. Negeri Padang (UNP), selain aktif berkarya bersama Gubuak Kopi dan BSG, MR Layo, juga mendalami praktek seni visual di jalanan. Beberapa karyanya selain dalam pameran, seperti mural dan stencil juga tersebar di berbagai sudut kota, di Sumatera Barat.

BUBART: Warga Menggambar Warga Berpameran

Pada Sabtu, 18 Juni 2016, lalu Gubuakopi bersama kelompok KKN Unand di Kampuang Jawa menggelar kegiatan melukis dan berpameran bersama dalam tajuk BUBART: Warga menggambar, warga berpameran. Kegiatan ini ditujukan untuk menarik atensi warga, khususnya anak-anak teradap aktvitas menggambar. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman parkir Gubuakkopi. Berikut dokumentasinya:

video

https://www.instagram.com/p/BGyjsqzgEUe/

https://www.instagram.com/p/BGylM7vAEXG/

 

https://www.instagram.com/p/BGyz6nCgETh/

https://www.instagram.com/p/BGy0DfHAET3/

https://www.instagram.com/p/BGy0GMqAET8/

https://www.instagram.com/p/BGy0I0TgEUC/

https://www.instagram.com/p/BGy0K3EgEUI/

https://www.instagram.com/p/BG4rhLIgEWH/

PERKENALAN TEATER DI KAMPUNG JAWA

Sabtu, 16 April 2016, Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar agenda berkesenian di tengah-tengah masyarakat. Kali ini melalui program Kelas Warga yang ke tiga, dalam rangka memberi pendidikan seni dan mendekakan seni dengan masyarakat, Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Pemuda Kampung Jawa Solok, menghadirkan “Teater di Kapung Jawa”. Kegiatan ini menghadirkan dua kelompok seni profesional untuk berbagi ilmu dengan masyarakat Kampung Jawa, Solok.

Kegiatan ini digelar di Gelanggang Gubuakkopi, atau sebelumnya dikenal halaman TK Alquran lama. Kegiatan ini dihadiri oleh warga Kota Solok dan Kampung Jawa Khususnya, dan tidak kalah, di buku tamu terilat hadir pengunjung dari Guguak Solok, Batu Sangkar, Kota Padang, Padangpanjang, dan sebagainya. Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Syahroni selaku Ketua RT. Menurut bapak RT, kegiatan ini adalah gebrakan baru untuk Kampung Jawa sendiri, yang sangat awam dengan istilah yang berkaitan dengan Teater. Continue reading PERKENALAN TEATER DI KAMPUNG JAWA

BAGAMAIK DAN PRAKTEK DEMOKRASI DI KAMPUNG JAO, SOLOK

Pada Kamis, 18 Februari 2016 ini, Komunitas Gubuak Kopi berkesempatan menjadi saksi sejarah praktik pembelajaran demokrasi di Kelurahan Kampung Jao (Kampung Jawa) Kota Solok. Malam itu di Galeri Gubuakkopi, berlangsung penyampaian visi-misi calon Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kampung Jao untuk priode 2016-2019. Kegiatan ini dihadiri oleh pihak kecamatan, kelurahan, niniak mamak, alim ulama, ketua pemuda, PKK, bundo kanduang, RT/RW, tokoh masyarakat, dan warga Kelurahan Kampung Jao umumnya.

 

P_20160218_211446.jpg

Bapak Delfianto (bediri) menyampaikan arahannya selaku camat yang akan melantik LPMK nantinya.

Menurut Bapak Camat Kelurahan Kampung Jao, ini adalah kali pertama diselenggarakannya pemilhan terbuka mengenai posisi ketua LPMK.

“Di Kecamatan Tanjung Harapan, yang terdiri dari enam kelurahan. Ini adalah kali pertama saya menyaksikan agenda pemilihan LPMK yang sangat demokratis ini…” ujar Bapak Delfianto selaku, Camat Tanjung Harapan, Kota Solok dalam sambutanya.

Menurut Bapak Camat, sebelumnya dia hanya menerima laporan langsung dari kelurahan menenai siapa ketua LPMK terpilih. Malah, ia pernah mendengar, sebelumnya untuk pemilihan ketua LPMK dipanitiai langsung oleh mantan ketua LPMK, dan menurutnya itu tidak patut.

“memang harus ada panitia khusus yang menyelenggarakan pemilihan ini, bukan dari mantan.” demikian pujinya mencegah adanya aksi ‘kongkalikong’.

 

Malam itu bapak camat cukup luas menjabarkan peranan LPMK bagi warga, terutama sebagai media aspirasi warga mengembangkan kelurahannya. LPMK akan bekerja berdampingan dengan kelurahan, semacam DPRD-nya Pemerintahan daerah, namun tidak politis. Hal ini menjadi acuannya dalam mengevaluasi kegiatan malam itu.

Sebelumnya oleh panitia diagenda kepada Camat dan Lurah untuk memberikan tanggapan atau pendalaman dari visi-misi dari 3 kandidat. Dengan alasan yang jelas ia menolak, sekaligus mencegah kelurahan mengutarakan penilannya. Baginya tanggapan membuka peluang untuk terjadinya penilaian yang sabjektif dan memihak. Makan dalam agenda itu seperti yang sepakati warga agenda mengenai “tanya-jawab, tanggap menanggapi, debat, komentar,” dihilangkan. Dan hal ini disepakati warga.

“saya hanya bisa memenuhi undangan untuk memberikan arahan, tidak untuk memberikan penilaian,”

Camat juga menjelaskan bahwa peran LPMK nantinya akan menjadi alat warga, untuk itu siapapun yang terpilih akan mendedikasikan dirinya untuk mewakili suara warga. Setiap kandidat hendaknya juga bisa memahami keinginan dan kebutuhan warga sesuai dengan kondisinya, tidak mewakili kelompok, partai, ras, etnis ataupun agama tertentu. Seperti halnya Kampung Jawa yang merupakan kelurahan besar, terletak dipusat kota, didalamnya hidup beragam etnis, dan agama.

Tiga kandidat LPMK malam itu antara lain; 1) Parjo; 2)Rily Ade; 3) Alexandra. Masing-masing kandidat menyampaikan visi – misinya dihadapan warga dan tokoh masyrakat lainnya.

Pemilihan akan berlangsung pada tanggal 27 Februari 2016 nanti. Mengenai tempat, Camat juga mengingatkan untuk dilakukan ditempat yang terbuka. Mengingat sebelumya dirancanakan akan dilaksanakan di kantor Kelurahan yang begitu sepi dan sempit. Ia menegaskan sebaiknya setiap orang dapat menyaksikan pemilihan dan penghitungan suara, dan harapannya kegiatan yang demokratis ini bisa menjadi contoh bagi kelurahan lainnya. Kegiatan malam itu belangsung lancar dan suka ria, ditutup dengan hiburan kesenian Gamaik (gamad).